Allah berfirman,
Ayat ini menegaskan bahwa Allah memberikan izin untuk makan, minum, atau melakukan hubungan badan sampai kita benar-benar yakin, fajar telah terbit. Di tempat kita, ini ditandai dengan waktu subuh.
Di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada dua sahabat yang bertugas mengumandangkan adzan di waktu subuh. Bilal dan Ibnu Ummi Maktum. Bilal melakukan adzan awal, yang dikumandangkan sebelum subuh, dan Ibnu Ummi Maktum melakukan adzan setelah masuk waktu subuh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh para sahabat yang sahur, untuk tetap makan minum hingga Ibnu Ummi Maktum melakuakn adzan. Dalam hadis dari Ibnu Umar dan A’isyah radhiallahu ‘anhum,
Imam An-Nawawi mengatakan, “Hadis ini menunjukkan bolehnya makan, minum, jima’, dan segala sesuatu yang mubah, sampai terbit fajar.” (Syarah Shahih Muslim, 7/202)
Pertama, dari Abu Umamah,
Kedua, dari Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
Ketiga, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyuruhnya,
Keempat, dari Hibban bin Harits,
Semua riwayat di atas menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat, tidak mengenal imsak 10 menit sebelum subuh.
Sumber : http://www.konsultasisyariah.com/bolehkah-makan-sahur-setelah-imsak/#
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ
Makan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu terbit fajar. (QS. Al-Baqarah: 187)Ayat ini menegaskan bahwa Allah memberikan izin untuk makan, minum, atau melakukan hubungan badan sampai kita benar-benar yakin, fajar telah terbit. Di tempat kita, ini ditandai dengan waktu subuh.
Di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada dua sahabat yang bertugas mengumandangkan adzan di waktu subuh. Bilal dan Ibnu Ummi Maktum. Bilal melakukan adzan awal, yang dikumandangkan sebelum subuh, dan Ibnu Ummi Maktum melakukan adzan setelah masuk waktu subuh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh para sahabat yang sahur, untuk tetap makan minum hingga Ibnu Ummi Maktum melakuakn adzan. Dalam hadis dari Ibnu Umar dan A’isyah radhiallahu ‘anhum,
أَنَّ بِلاَلًا كَانَ يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ، فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى
يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ، فَإِنَّهُ لاَ يُؤَذِّنُ حَتَّى يَطْلُعَ
الفَجْرُ
bahwa Bilal biasanya berazan di malam hari. Lalu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Makan dan minumlah kalian,
sampai Ibnu Ummi Maktum berazan, karena tidaklah dia mengumandangkan
azan kecuali setelah terbit fajar.” (H.r. Bukhari, no. 1919 dan Muslim, no.1092)
قَالَ القَاسِمُ: وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَ أَذَانِهِمَا إِلَّا أَنْ يَرْقَى ذَا وَيَنْزِلَ ذَا
Al-Qosim, (salah satu perawi hadis yang melihat kejadian adzan dua
kali di masjid nabawi) mengatakan: “Jarak adzan Bilal dan Ibnu Ummi
Maktuk adalah, Bilal turun, kemudian digantikan Ibnu Ummi Maktum.”
(Shahih Bukhari, 3/29).Imam An-Nawawi mengatakan, “Hadis ini menunjukkan bolehnya makan, minum, jima’, dan segala sesuatu yang mubah, sampai terbit fajar.” (Syarah Shahih Muslim, 7/202)
Mereka Sahur Mepet Subuh
Terdapat banyak riwayat yang menunjukkan bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat melakukan sahur. Mereka makan sahur mepet subuh. Dalam kitab Silsilah Ahadits Shahihah (Kumpulan hadis-hadis shahih), pada keterangan hadis no. 1394, penulis menyebutkan beberapa riwayat,Pertama, dari Abu Umamah,
أقيمت الصلاة والإناء في يد عمر، قال: أشربها يا رسول الله؟ قال: نعم، فشربها
Adzan shalat subuh dikumandangkan, sementara Umar masih memegang
gelas. Beliau bertanya: ‘Bolehkah aku minum, wahai Rasulullah?’ beliau
menjawab, “Ya.” Umarpun meminumnya. (Riwayat Ibn Jarir dengan sanad
hasan)Kedua, dari Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
أتيت النبي صلى الله عليه وسلم أوذنه لصلاة الفجر، وهو يريد الصيام، فدعا بإناء فشرب، ثم ناولني فشربت، ثم خرجنا إلى الصلاة
“Saya mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi
tahu beliau untuk shalat subuh. Ketika itu, beliau hendak puasa. Beliau
minta dibawakan air dan beliau meminumnya. Kemudia beliau berikan
sisanya kepadaku, dan akupun meminumnya. Kemudian beliau menuju masjid
untuk shalat.” (Riwayat Ahmad dan perawinya Tsiqah).Ketiga, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyuruhnya,
أنظر من في المسجد فادعه، فدخلت المسجد، فإذا أبو بكر وعمر
فدعوتهما، فأتيته بشيء، فوضعته بين يديه، فأكل وأكلوا، ثم خرجوا، فصلى بهم
رسول الله صلى الله عليه وسلم صلاة الغداة
Lihat, siapa yang ada di dalam masjid, ajak dia kemari. Akupun masuk
masjid, ternyata ada Abu Bakr dan Umar. Aku memanggil keduanya. Lalu aku
membawa makanan dan kuhidangkan di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Beliau makan, Abu Bakr dan Umar-pun ikut makan. Kemudian mereka
keluar menuju masjid, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengimami sahabat shalat subuh. (Riwayat Al-Bazzar dan Al-Hafidz Ibn
Hajar menilai Sanadnya Hasan).Keempat, dari Hibban bin Harits,
تسحرنا مع علي بن أبي طالب رضي الله عنه، فلما فرغنا من السحور أمر المؤذن فأقام الصلاة
“Kami pernah sahur bersama Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Selesai sahur, beliau menyuruh muadzin untuk mengumandangkan iqamah.”
(HR. At-Thahawi dalam Syarhul Ma’ani dan perawinya tsiqah).Semua riwayat di atas menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat, tidak mengenal imsak 10 menit sebelum subuh.
Sumber : http://www.konsultasisyariah.com/bolehkah-makan-sahur-setelah-imsak/#
0 komentar:
Posting Komentar