Sukorejo, Masjid bukan hanya sebagai tempat beribadah melakukan sholat lima waktu saja, namun bisa dimanfaatkan sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan keagamaan semisal pengajian, pembelajaran dan pendidikan agama, diskusi, dll.

Di zaman yang sudah penuh dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ini, masjid sudah mulai tersisihkan dengan kegiatan duniawi. Hal itu yang terjadi disekitar kita. Masjid-masjid yang seharusnya ramai dikunjungi untuk kegiatan-kegiatan keagamaan, sudah mulai nampak sepi.

Tak ayal, IPNU-IPPNU Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal pun menyayangkan hal seperti ini. Seperti diungkapkan oleh Sekretaris IPNU Sukorejo, Sukron. Dirinya menilai, masjid-masjid sekarang ini sudah jarang yang mengunjungi, terutama di waktu sore.

“Dulu, waktu saya masih kecil banyak anak-anak yang mengaji di waktu sore. Tapi sekarang berbeda, masjid-masjid mulai sepi.” Ujarnya, Senin (23/02/2015).

Tidak hanya anak-anak, remaja dan dewasa pun juga sudah seperti enggan memanfaatkan masjid untuk kegiatan keagamaan. Padahal, lanjut dia, masjid merupakan tempat yang seharusnya ramai dengan kegiatan keagamaan.

“Harusnya kan masjid sering-sering digunakan untuk ngaji, biar tidak sepi.” Imbuhnya, yang juga Alumni Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo ini.

Hal serupa juga disampaikan Ketua IPNU Sukorejo, Budi Irwanto. Dirinya menyampaikan, masjid sudah terkalahkan dengan gadget.
“Masjid sekarang ini sudah kalah dengan gadget. Betapa tidak, anak-anak kecil dan remaja bukannya pergi ngaji malah mainan HP. Sibuk dengan dunianya sendiri.” Ujarnya.

Menurut Alumni STAINU Temanggung ini, masjid seharusnya banyak-banyak diisi kegiatan Islami atau diskusi ilmiah. Lebih-lebih anak muda juga ikut dilibatkan.

“Masjid itu kan tempat orang Islam, harus ada kegiatan Islami, entah diskusi ilmiah atau pengajian sore. Anak muda juga harus dilibatkan.” Imbuhnya.

Di kesempatan yang sama, Said Jakfat, Wakil Ketua IPNU Sukorejo juga menyampaikan hal senada. Dirinya mengungkapkan, ramai atau sepinya sebuah masjid ditentukan oleh pengurus masjid itu sendiri. Karena pengurus masjid lah yang memegang peranan dalam menentukan sepi atau tidaknya sebuah masjid.

“Masjid mau sepi atau ramai, bergantung pada pengurusnya kok.” Tandasnya.

Menurut mahasiswa tingkat akhir UIN Yogyakarta ini, sudah selayaknya masyarakat punya inisiatif sendiri untuk meramaikan masjid dengan kegiatan yang positif.

“Masyarakat harus punya inisiatif sendiri meramaikan masjid.” Tambahnya.

Perlu di berikan pemahaman kepada masyarakat tentang masjid

Menurut Said, yang juga Mahasiswa tingkat akhir UIN Yogyakarta ini, masyarakat harus diberikan pemahaman dan penjelasan tentang pentingnya meramaikan masjid.

“Pengurus masjid perlu lah mengadakan kegiatan yang isinya memberikan pemahaman dan penjelasan betapa pentingnya meramaikan masjid.” Ujar Said.

Untuk itu, diperlukan adanya sosialisasi agar masyarakat faham betul, bahwa masjid bukan hanya tempat sholat saja. Melainkan bisa digunakan sebagai tempat diskusi sesama pelajar, ataupun dialog mahasiswa.

“Jadi intinya, diskusi atau dialog tidak hanya di adakan di aula melulu. Bisa di masjid.” Imbuhnya yang juga pengurus Pimpinan Cabang IPNU Sleman ini. (Sukron)